Pohon Jati
(Tectona grandis L.f..)
Ciri-ciri :
Bentuk pohon besar pada umur 100 tahun dengan tinggi 25-50 meter menurut bonitsit. Batang dapat bulat dan lurus apabila tumbuh ditempat yang subur, tapi pada tanah-tanah yang kurang subur dan tegakan yang kurang rapat serta akibat dari kebakaran dan pengembalaanmempunyai kecenderungan untuk melengkung. Batang-batang yang besar biasanya menunjukkan penampang yang tidak rata. Tajuk tidak beraturan, berbentuk bulat telur, terpasang agak rendah di tegakan-tegakan yang kurang rapat. Bentuk dahan bengkok-bengkok dan berlekuk-lekuk, bercabang banyak dengan ranting-ranting yang kasar, berpenampang empat persegi dan berbulu banyak. Daun berhadapan, berpucuk lancip dan bertangkai pendek. Bagian atas hijau kasar, bagian bawah daun hijau kekuning-kuningan, berbulu halus. Dengan diantaranya rambut-rambut kelenjar merah mengembung, kalau dirusak daunnya menjadi merah. Susunan bunga banyak terminal, bulir-bulir bercabang tersusun, berbulu halus, panjang 40-70 cm dan lebar 55-80 cm dengan banyak sekali bunga-bunga kecil, putih, berkelamin dua. Pada musim berbunga menyebabkan tajuk berwarna keputih-putihan. Buahnya berkulit keras, bulat agak berkeping dengan garis tengah 5-34 mm dengan inti beruang 3,4,6, atau 7 berwarna putih dan sangat keras. Pada dasanya terdapat 4 lubang kecil yaitu ujung alur-alur inti yang menyatu di tengah-tengah inti. Biasanya buah berbenih satu, jarang berbenih dua dan hampir tidak pernah berbenih tiga atau empat. Buahnya masak dalam musim kering yang berikutnya dan jatuh pada musim kemarau atau pada awal musim hujan berikutnya, hasil biasanya banyak tapi tidak sama tiap tahunnya. Pembungaan biasanya tiap tahun berbunga dengan lebat mulai pada awal musim hujan, dan bila air cukup dapat berbunga di musim kering (didaerah aliran sungai). Susunan akar di waktu muda bisa dikatakan cepat pertumbuhannya, dalam hal ini Jati termasuk jenis cepat tumbuhnya. Tidak lama akar tunggangnya bercabang-cabang sehingga akar pokok tidak nyata lagi. Akar-akar yang tumbuh kesamping membuat cabang-cabang pula yang arahnya tegak lurus ke bawah. Bila keadaan tanahnya baik (aerasi baik, tanahnya, air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5 – 2 m, kadang-kadang 3 m kedalamnya. Apabila tanah dalam keadaan tidak baik, susunan akarnya dangkal sekitar 70 – 80 cm. Kulit kayu cokelat kuning keabuan, pecah-pecah menurut alur memanjang, lepas bersisik. Penampang berlapis, cokelat keabuan, hijau daun dan lentisel-lentisel tidak kelihatan.
Habitat :
Tanah kapur/mediteran adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini cocok ditanami pohon jati seperti di daerah Pegunungan Kendeng.
Cara hidup :
Pohon Jati biasa menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau. Karena, pada musim kemarau suhunya tinggi. Jadi Pohon Jati meranggas untuk mengurangi penguapan atau menghindari penguapan pada Pohon Jati. Sehingga Pohon Jati menggugurkan daunnya. Selain mengurangi penguapan juga sebagai adaptasi terhadap musim kemarau.
Pelestarian :
Jika sedang memerlukan kayu Pohon Jati tebang pohon yang sudah berumur tua, setelah itu tanam kembali. Rehabilitasi hutan alami. Rehabilitasi hutan yang rusak dan tidak produktif. Pembangunan hutan perkebunan. Konservasi sumber-sumber genetik, dan Pengendalian pembalakan liar (illegal logging).